Main Article Content

Abstract

Kebutuhan nasional jagung lebih besar dibandingkan dengan produksi jagung domestik. Hal ini dikarenakan Permintaan industri pakan setiap tahun mengalami peningkatan. Untuk memenuhi kebutuhan nasional tersebut, pemerintah harus melakukan impor jagung. Impor jagung Indonesia berasal dari negara ekstra ASEAN. Selain itu, harga impor lebih murah dibanding harga domestik dan kualitas jagung impor lebih baik dibanding dengan kualitas jagung domestik sehingga menyebabkan impor jagung Indonesia meningkat. Tujuan penelitian yaitu menganalisis dampak penghapusan tarif impor dari negara ekstra ASEAN. Penelitian menggunakan data time series selama 25 tahun yaitu tahun 1990 sampai 2015. Model perdagangan jagung Indonesia dirumuskan dalam model ekonometrika sebagai bentuk sistem persamaan simultan dan diestimasi dengan menggunakan metode Two Stage Least Squares (2SLS). Pengolahan data menggunakan Software Statistical Analysis System/Econometric Time Series (SAS/ETS) versi 9.1. Hasil menunjukkan bahwa Dampak Kebijakan penghapusan tarif impor jagung Indonesia dari negara ekstra ASEAN menyebabkan impor jagung Indonesia meningkat dan menyebabkan luas areal lahan, produktivitas dan produksi jagung menurun. Selain itu, dampak penghapusan tarif impor dari negara ekstra ASEAN yakni tidak adanya intensif petani untuk memperluas lahan sehingga menyebabkan produksi menurun dan harga jagung anjlok.

Keywords

Tarif; Impor; Jagung;

Article Details

How to Cite
Baharuddin, N. . (2021). Dampak Perubahan Tarif Impor Negara Extra ASEAN terhadap Pasar Jagung Indonesia. Amkop Management Accounting Review (AMAR), 1(2), 73–78. https://doi.org/10.37531/amar.v1i2.135

References

  1. Bahtiar, S. Pakki, dan Zubachtirodin. 2007. Sistem Perbenihan Jagung. Dalam Hermanto, Suyamto, dan Sumarno (Eds.). Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. hlm. 177±191.
  2. Elsheikh E O, Elbushra A dan Salih A. 2013. Economic impacts of changes in wheat’s import tariff on the Sudanese economy. The Saudi Society of Agricultural Sciences. 7(14):45-59.
  3. [FAO] Food and Agricultural Organization. 2015. Crops and Livestock Products. [Internet]. [Diakses 9 Maret 2018]. Tersedia pada : http://faostat3.fao.org/home/index.htm.
  4. [Kemendag] Kementerian Perdagangan. 2017. Komoditas Jagung. Jakarta (ID) : Kemendag.
  5. Kementan] Kementerian Pertanian. 2015. Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Tanaman Pangan Jagung. Jakarta (ID) : Kementan
  6. Imbruno M. 2016. China and WTO Liberalization: Imports, tariffs and non-tariff barriers. China Economic Journal. 33(10):1-13.
  7. Swastika D.K.S , A. Agustian dan Tsudaryanto.2011. Analisis Senjang Penawaran dan Permintaan Jagung Pakan dengan Pendekatan Sinkronisasi Sentra Produksi, Pabrik Pakandan Populasi Ternak di Indonesia. Informatika Pertanian, Vol. 20 No.2, Desember 2011 : 65 – 75
  8. UN Comtrade. 2016. UN Comtrade Database [internet]. [diunduh 5 April 2018]. Tersedia pada: http://comtrade.un.org/data/.
  9. Yusuf. 2013. Analisis Pengaruh Ekspor-Impor Komoditas Pangan Utama dan Liberalisasi Perdagangan Terhadap Neraca Perdagangan Indonesia. JMA. 4(1):46-56.